Visualisasi Data untuk Semua
Mengenal visualisasi data
Secara harfiah, frasa visualisasi data terdiri dari dua kata, yaitu visualisasi dan data. Visualisasi berarti tampilan secara visual atau dalam bentuk sesuatu yang dapat dilihat, sedangkan data berarti sekumpulan fakta.
Sederhananya, visualisasi data merupakan cara mengkomunikasikan data melalui sajian tampilan visual yang bisa kita lihat.
Visualisasi data bertujuan untuk merepresentasikan atau menyajikan informasi dari suatu data supaya lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami oleh audiens. Dengan kata lain, visualisasi data yang tepat itu penting karena dapat membantu audiens untuk sampai pada pemahamaan yang sama atas suatu informasi. Melalui berbagai macam tabel, diagram, atau jenis visualisasi lain yang digunakan, kita dapat menceritakan isi dari suatu informasi. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan beberapa aspek dalam menyajikan visualisasi data kepada audiens, supaya tujuan utamanya dapat tercapai.
Perlu diingat bahwa yang ingin kita tunjukkan kepada audiens bukan semata-mata gambaran visual itu sendiri, melainkan insights seperti apa yang akan tersampaikan melalui visualisasi yang disajikan.
Sebagai rambu-rambu dalam membuat visualisasi data yang tepat dan efektif, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti pemahaman konteks dari data, target audiens yang dituju, pemilihan jenis visualisasi, cara menyampaikannya, dan lain sebagainya. Ketika kita berbicara bagaimana cara berkomunikasi dengan data, ada salah satu hal yang tidak kalah penting dari beberapa hal yang disebutkan sebelumnya, yaitu terkait dengan aspek aksesibilitas.
Konsep aksesibilitas dari sebuah visualisasi data
Aksesibititas (accessibility) adalah salah satu aspek yang mungkin sesekali luput menjadi perhatian. Setidaknya, dalam berkomunikasi dengan data, terdapat 3 hal yang diterapkan sebagai konsep desain yang kita jadikan pedoman dalam membuat visualisasi data, yaitu affordances, accessibility, dan aesthetics.
Dalam hal ini, kita perlu mengerti bahwa desain dari visualisasi data yang efektif itu harus bisa dipahami dan digunakan oleh orang dengan berbagai kemampuan. Bukan hanya menjadi pertimbangan bagi orang penyandang disabilitas, melainkan juga orang dengan latar belakang keterampilan teknis yang beragam. Oleh karena itu, desain yang inklusif dan aksesibel dapat menjangkau pemahaman audiens yang lebih luas akan visualisasi data — yang mana ini akan menjadi hal penting ketika audiens kita adalah masyarakat secara umum.
Singkatnya, menurut Cole Nussbaumer Knaflic, terdapat 2 strategi dan cara penerapan yang spesifik dari konsep aksesibilitas terhadap cara berkomunikasi dengan data, yaitu (1) don’t overcomplicate dan (2) text is your friend. Mari kita coba perdalam pemahaman tentang kedua hal tersebut.
Minimalisasi kerumitan: buat visualisasi yang mudah dimengerti
Suatu desain yang simpel dan tidak kompleks akan membuat visualisasi yang kita buat dapat dimengerti oleh audiens dengan lebih mudah dan lebih cepat. Hal ini dikarenakan, semakin terlihat rumit suatu desain visualisasi, maka akan membuat audiens membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahaminya — dan pada realitanya tidak semua audiens dapat meluangkan waktu selama itu untuk memahami visual yang kompleks. Ada beberapa tips untuk membuatnya tidak terlihat terlalu rumit, yaitu:
- Gunakan jenis huruf (font) yang konsisten dan dapat dibaca dengan mudah
- Buat visualisasi data yang clean
- Gunakan bahasa yang lugas, familier, dan sederhana
- Hilangkan kerumitan yang tidak diperlukan
Lengkapi dengan tulisan untuk membuat visualisasi lebih jelas
Ada beberapa peran dari teks sebagai pelengkap suatu visualisasi untuk berkomunikasi dengan data, di antaranya digunakan sebagai label, untuk memperkuat (reinforce), menjelaskan (explain), menyoroti (highlight), menceritakan (tell a story), dan sebagainya.
Keberadaan teks atau tulisan eksplisit yang ditambahkan dalam suatu visualisasi — misalnya judul dari suatu diagram batang (bar chart) dan juga keterangan di masing-masing sumbu x dan sumbu y — akan menghindarkan dari keambiguan yang membuat audiens merasa bingung. Dengan demikian, alih-alih berusaha mencoba memahami bagaimana cara membaca visualisasi, audiens akan langsung fokus untuk memahami informasi apa yang direpresentasikan oleh visualisasi tersebut.
Akan ada kemungkinan perbedaan fokus, perspektif, dan penarikan kesimpulan dari suatu visualisasi data yang sama oleh beberapa audiens. Oleh karena itu, dengan melengkapi suatu visualisasi melalui kesimpulan yang ditulis secara eksplisit, informasi yang kita harapkan akan tersampaikan pada audiens akan tercapai.
Dengan menerapkan prinsip dan konsep accessibility, kita dapat membuat visualisasi yang bersifat inklusif dan aksesibel. Hal ini dapat mewujudkan tujuan dari visualisasi data yang baik, yaitu dapat mengkomunikasikan dan menyampaikan informasi yang terkandung dalam data kepada audiens yang beragam.